Arti
Definisi Dan Pengertian Pengangguran
Pengangguran
adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang
mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari
kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolah SD, SMP, SMA, mahasiswa
perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum
membutuhkan pekerjaan.
Menurut para ahli :
Menurut Ida Bagoes Mantra, pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan. Konsep ini sering diartikan sebagai keadaan pengangguran terbuka.
Menurut Dumairy Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, lengkapnya orang yang tidak bekerja dan (masih atau sedang) mencari pekerjaan.
Masalah yang sering dihadapi adalah
masalah setengah menganggur atau pengangguran tidak kentara, yang pengertiannya
adalah sebagai berikut
1. Setengah menganggur
Keadaan setengah menganggur (underemployment) terletak antara full employment dan sama sekali menganggur. Pengertian yang digunakan ILO, Underemployment yaitu perbedaan antara jumlah pekerjaan yang betul dikerjakan seseorang dalam pekerjaannya dengan jumlah pekerjaan yang secara normal mampu dan ingin dikerjakannya.
Keadaan setengah menganggur (underemployment) terletak antara full employment dan sama sekali menganggur. Pengertian yang digunakan ILO, Underemployment yaitu perbedaan antara jumlah pekerjaan yang betul dikerjakan seseorang dalam pekerjaannya dengan jumlah pekerjaan yang secara normal mampu dan ingin dikerjakannya.
Konsep ini dibagi dalam :
a. Setengah menganggur yang kentara
Setengah menganggur yang kentara (visible underemployment) adalah jika seseorang bekerja tidak tetap (part time) di luar keinginannya sendiri, atau bekerja dalam waktu yang lebih pendek dari biasanya.
b. Setengah menganggur yang tidak kentara
Setengah menganggur yang tidak kentara (invisible underemployment) adalah jika seseorang bekerja secara penuh (full time) tetapi pekerjannya itu dianggap tidak mencukupi karena pendapatannya terlalu rendah atau pekerjaan tersebut tidak memungkinkan ia untuk mengembangkan seluruh keahliannya.
2. Pengangguran tidak kentara
Pengangguran tidak kentara (disguised unemployment), dalam angkatan kerja mereka dimasukkan dalam kegiatan bekerja, tetapi sebetulnya mereka menganggur jika dilihat dari segi produktivitasnya.
Jadi di
sini mereka sebenarnya tidak mempunyai produktivitas dalam pekerjaannya.
Misalnya mereka terdiri dari 4 orang yang bersama-sama bekerja dalam jenis
pekerjaan yang sesungguhnya dapat dikerjakan oleh 3 orang sehingga 1 orang
merupakan ‘disguised unemployment’.
3. Pengangguran friksional
Pengangguran friksional yaitu pengangguran yang terjadi akibat pindahnya seseorang dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain, dan akibatnya harus mempunyai waktu tenggang dan berstatus sebagai penganggur sebelum mendapatkan pekerjaan yang lain tersebut.
Menurut Lincolin Arsyad (1999: 35), untuk memperoleh pengertian sepenuhnya tentang arti penting dari masalah ketenagakerjaan (employment) di perkotaan, kita harus memperhitungkan pula maslah pertambahan pengangguran terbuka yang jumlahnya lebih besar yaitu mereka yang kegiatannya aktif bekerja tetapi secara ekonomis sebenarnya mereka tidak bekerja secara penuh (underutilized). Untuk mengelompokkan masing-masing pengangguran, menurut Edgar O. Edward (tahun 1974 ) buku Ekonomi Pembangunan (Lincolin Arsyad, 1999: 35) perlu diperhatikan dimensi-dimensi:
3. Pengangguran friksional
Pengangguran friksional yaitu pengangguran yang terjadi akibat pindahnya seseorang dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain, dan akibatnya harus mempunyai waktu tenggang dan berstatus sebagai penganggur sebelum mendapatkan pekerjaan yang lain tersebut.
Menurut Lincolin Arsyad (1999: 35), untuk memperoleh pengertian sepenuhnya tentang arti penting dari masalah ketenagakerjaan (employment) di perkotaan, kita harus memperhitungkan pula maslah pertambahan pengangguran terbuka yang jumlahnya lebih besar yaitu mereka yang kegiatannya aktif bekerja tetapi secara ekonomis sebenarnya mereka tidak bekerja secara penuh (underutilized). Untuk mengelompokkan masing-masing pengangguran, menurut Edgar O. Edward (tahun 1974 ) buku Ekonomi Pembangunan (Lincolin Arsyad, 1999: 35) perlu diperhatikan dimensi-dimensi:
1. Waktu (banyak di antara mereka yang
bekerja lebih lama, misalnya jam kerjanya per hari, per minggu, atau per
tahun).
2. Produktivitas (kurangnya
produktivitas seringkali disebabkan oleh kurangnya sumber daya-sumber daya
komplementer Untuk melakukan pekerjaan).
3. Intensitas pekerjaan (yang berkaitan
dengan kesehatan dan gizi makanan).
Bentuk pengangguran :
Menurut Edgar O. Edward (tahun 1974
) Pengangguran dibagi kedalam 5 Bentuk :
1.
Pengangguran terbuka :
baik sukarela (mereka yang tidak mau bekerja karena mengharapkan pekerjaan yang
lebih baik) maupun secara terpaksa (mereka yang mau bekerja tetapi tidak
memperoleh pekerjaan).
2. Setengah menganggur (underemployment): yaitu mereka yang bekerja lamanya (hari, minggu, musiman) kurang dari yang mereka biasa kerjakan.
3. Tampaknya bekerja tetapi tidak bekerja secara penuh: yaitu mereka yang tidak digolongkan sebagai pengangguran terbuka dan setengah pengangguran, termasuk di sini adalah:
a. Pengangguran tak kentara (disguised unemployment) Misalnya para petani yang bekerja di lading selama sehari penuh, apdahal pekerjaan itu sebenarnya tidak memerlukan waktu selama sehari penuh.
b. Pengangguran tersembunyi (hidden unemployment) Misalnya oaring yang bekerja tidak Sesuai dengan tingkat atau jenis pendidikannya.
c. Pensiun lebih awal.
2. Setengah menganggur (underemployment): yaitu mereka yang bekerja lamanya (hari, minggu, musiman) kurang dari yang mereka biasa kerjakan.
3. Tampaknya bekerja tetapi tidak bekerja secara penuh: yaitu mereka yang tidak digolongkan sebagai pengangguran terbuka dan setengah pengangguran, termasuk di sini adalah:
a. Pengangguran tak kentara (disguised unemployment) Misalnya para petani yang bekerja di lading selama sehari penuh, apdahal pekerjaan itu sebenarnya tidak memerlukan waktu selama sehari penuh.
b. Pengangguran tersembunyi (hidden unemployment) Misalnya oaring yang bekerja tidak Sesuai dengan tingkat atau jenis pendidikannya.
c. Pensiun lebih awal.
Fenomena ini
merupakan kenyataan yang terus berkembang di kalngan pegawai pemerintah. Di
beberapa negara, usia pensiun dipermuda sebagai alat menciptakan peluang bagi
yang muda untuk menduduki jabatan di atasnya.
4. Tenaga kerja yang lemah (impaired): yaitu mereka yang mungkin bekerja full time, tetapi intensitasnya lemah karena kurang gizi atau penyakitan.
5. Tenaga kerja yang tidak produktif : yaitu mereka yang mampu untuk bekerja secara produktif tetapi karena sumber daya-sumber daya penolong kurang memadai maka mereka tidak bisa menghasilkan sesuatu dengan baik.
4. Tenaga kerja yang lemah (impaired): yaitu mereka yang mungkin bekerja full time, tetapi intensitasnya lemah karena kurang gizi atau penyakitan.
5. Tenaga kerja yang tidak produktif : yaitu mereka yang mampu untuk bekerja secara produktif tetapi karena sumber daya-sumber daya penolong kurang memadai maka mereka tidak bisa menghasilkan sesuatu dengan baik.
Akibat pengangguran
Bagi perekonomian negara
- Penurunan pendapatan perkapita.
- Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
- Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
Bagi masyarakat
- Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.
- Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak bekerja.
- Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.
Penyebab Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat
pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan
jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan
penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya
tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga
mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah
menurunnya GNP dan
pendapatan per kapita suatu negara.Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung"
di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit,
dilakukan oleh lebih banyak orang.
Banyak
sisi pengaruh akibat pengangguran dalam dimensi kehidupan; ekonomi, psikologi,
politik, moral/etika dll. Isu pengangguran dapat menjadi isu politik,
berpengaruh terhadap moral etika berkaitan dengan kenakalan remaja dsb.
Pandangan Islam terhadap Pengangguran
“Menurut
pandangan Yusuf Qardhawi terhadap pengangguran, Islam juga menyimpan perhatian
yang besar untuk mengatasi pengangguran dan memerangi kemiskinan. Disebutkan di
situ bahwa pengangguran itu tidak disukai dalam Islam, dalam arti Islam
dianjurkan untuk bekerja keras secara halal untuk meningkatkan kesejahteraan
orang per orang.
Oleh
Islam kemiskinan dianggap sebagai suatu musibah, sebagai bencana. Apabila kita
tidak bersama-sama mengentaskan kemiskinan, itu bisa menggoda dan menggangu
keimanan, akidah, akhlak, perilaku, cara berpikir dan sebagainya.
Pengangguran
dalam ekonomi islam mencela pengangguran“setiap orang tidak memanfaatkan
potensi adalah pengangguran” sampai pikiran itu pun jangan sampai nganggur,
termasuk masalah emas atau modal dengan system bagi hasil melalui ajaran moral.
Sehingga Islam secara teoritis dalam meminimalisasi tingkat pengangguran.
Faktor Munculnya
Pengangguran
·
Ada dua faktor;
1) eksternal seperti; tidak ada lowongan, pertanian di tinggalkan, akibat
supermarket memarjinalkan pedagang
kecil.
2) internal seperti; malas.
Dampak buruk
dari pengangguran terhadap individu masyarakat antara lain:
• Secara ekonomi; tidak mempunyai pemasukan ataupun penghasilan.
• Secara kesehatan; akan mengurangi gerak tubuh dan langkah kaki.
• Secara kejiwaan; akan membuat seseorang hidup dalam kekosongan waktu.
• Secara kemasyarakatan; menimbilkan iri dan dengki atas keberhasilan orang lain.
• Secara ekonomi; tidak mempunyai pemasukan ataupun penghasilan.
• Secara kesehatan; akan mengurangi gerak tubuh dan langkah kaki.
• Secara kejiwaan; akan membuat seseorang hidup dalam kekosongan waktu.
• Secara kemasyarakatan; menimbilkan iri dan dengki atas keberhasilan orang lain.
pengangguran yusuf qardhawi nama bukuny apa yaa?
BalasHapus