Jumat, 12 Juli 2013

PERSEBARAN BENTANG ALAM DAN BUDAYA



A.    Bentang alam dan bentang budaya
1.      Pemahaman konsep Landschaft dan Landscape
Konsep landschaft banyak digunakan oleh ahli geografi di Jerman.Pada mulanya konsep landschaft lebih menonjolkan pengertian fisis. Yang diartikan landschaft saat itu adalah suatu wilayah dipermukaan bumi yang memiliki sifat fisis yang karakteristik sebagai suatu individulitas tertentu, dan dapat dibedakan dari wilayah lain di sekitarnya. Akan tetapi, oleh Alfred Hettner konsep ini diperluas tidak hanya kepada keadaan fisis saja, melainkan juga termasuk binatang, tumbuh-tumbuhan, dan manusianya. Dengan demikian, bahwa landschaft mempunyai arti yang lebih luas lagi, yaitu : Berupa daerah yang mempunyai individualitas tersendiri yang berbeda dengan daerah lain, pada bagian-bagian yang berhubungan akan berbeda pula, baik dalam arti fisis maupun social. Sehingga sampai sekarang Landschaft dapat dikatakan sebagai obyek geografi. Secara teoritis bahwa landschaft dapat dibagi menjadi tiga jenis yang paling utama, yaitu :
1)      Oerlangschaft
Yaitu bentang alam asli sebelum adanya manusia dipermukaan bumi, yang merupakan awal dari pembentukan planet bumi.
2)      Wildlandschaft
Yaitu bentang alam yang telah mengalami perubahan walaupun belum ada pengaruh manusia.Misalnya : Perubahan permukaan bumi oleh cuaca,gempa bumi,gunung meletus dan lain-lain.
3)      Naturallandschaft
Yaitu bentang alam yang sudah mengalami perubahan dan termasuk perubahan oleh manusia.Misalnya : Bentuk permukaan bumi yang ada sekarang.

Otto Schluter berpendapat bahwa landschaft terdiri dari dua bagian utama, yaitu :
Naturlandschaft dan Kulturlandschaft
Sedangkan pada kalangan geograf di Amerika Serikat dan Britania digunakan istilah landscape.Landscape berarti bentuk luar dari permukaan bumi di bawah atmosfir, atau singkatnya muka bumi. Pengertian landscape ini tidak berarti landschaft  yang berarti suatu region, melainkan hanya berarti sebagai bentangan di permukaan bumi. Pengertian landscape dapat dipandang sebagai obyek material wilayah yang terbatas, seolah-olah sebagai hasil “pemotretan dari udara” sehingga yang nampak hanya permukaan saja.
Landscape dibedakan menjadi natural landscape atau bentang alam dan man-made land-scape atau cultural landscape yang berarti bentang budaya.Suatu bentangan dikatakan sebagai bentang alam, jika pengaruh manusia telah masuk, maka bentangan tersebut menjadi bentangan budaya.
2.      Macam-macam bentuk muka bumi sebagai bentang alam
Bentang alam adalah suatu bentangan di permukaan bumi tanpa ada pengaruh manusia yang masuk di dalamnya.Bentang alam yang terdapat di permukaan bumi bukanlah merupakan suatu fenomena yang seragam, melainkan memiliki berbagai macam bentuk dan persebarannya.
Bentuk permukaan bumi bersifat dinamis artinya dari waktu ke waktu terus mengalami perkembangan dan perubahan. Secara umum bentuk permukaan bumi tidaklah rata, dengan pengertian lain terdapat bentuk permukaan yang tinggi/terjal ada pula yang rendah/landai. Tinggi rendahnya permukaan bumi disebut relief.Ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk muka bumi disebut Geomorfologi.
Perubahan bentuk muka bumi secara alami dipengaruhi oleh dua tenaga alami, yaitu tenaga asal dalam bumi yang disebut endogen dan tenaga asal luar bumi atau eksogen.Pengaruh dari dalam bumi berupa suatu tenaga yang sangat besar sehingga dapat membentuk muka bumi yang beraneka ragam.
Tenaga dari dalam bumi meliputi vulkanisme (aktivitas gunung api) dan tektonisme (aktivitas gerakan lapisan bumi). Sedangkan tenaga dari luar bumi meliputi kekuatan angin,air, dan gletser. Dengan demikian, cepat atau lambatnya perubahan bentuk muka bumi sebagai bentang alam dipengaruhi oleh suatu tenaga geologi.
a.      Bentang alam akibat diatropisme
Diatropisme adalah proses pembentukan kembali kulit bumi, pembentukan gunung-gunung, plato-plato, lembah-lembah, lipatan-lipatan, dan retakan-retakan. Diatropisme secara umum dibagi dua jenis yaitu epirogenesa dan orogenesa. Epirogenesa merupakan pengangkatan massa benua (continental) dengan kecepatan yang relative lambat, sedangkan orogenesa merupakan perubahan kulit bumi dengan laju kecepatan yang relative lebih singkat dari epirogenesa.
Gerak orogenetik mengeluarkan tekanan horizontal dan vertical di kulit bumi, yang menyebabkan terjadinya dislokasi atau berpindah-pindahnya letak lapisan kulit bumi.Peristiwa ini dapat menimbulkan lipatan dan patahan. Proses lipatan (Folded Process),yaitu suatu bentuk kulit bumi berbentuk lipatan (gelombang) yang terjadi karena adanya tenaga endogen yang arahnya mendatar dari dua arah yang berlawanan, sehingga lapisan-lapisan batuan di sekitar daerah itu terlipat, dan membentuk puncak lipatan (antiklin) dan lembah lipatan (sinklin). Apabila terbentuk beberapa puncak lipatan disebut anticlinorium dan beberapa lembah lipatan disebut sinklinorium.
Bentuk permukaan bumi atau bentang alam akibat proses lipatan dapat terlihat meliuk-liuk bergelombang. Contoh dari pegunungan lipatan ini adalah pegunungan tua, seperti pegunungan ural.Lipatan pada pegunungan ini terjadi pada zaman primer.Pegunungan muda, seperti pegunungan mediteranian dan sirkum pasifik yang terjadi pada zaman tersier.
Macam-macam lipatan yang dikenal yaitu lipatan tegak, lipatan miring, lipatan menggantung, lipatan rebah, lipatan isoklin, dan lipatan kelopak.
Bentang alam hasil tenaga tektonisme lainnya adalah proses patahan (fault process). Ketika lempeng yang membentuk kerak bumi bergerak dan saling berdesakan, gerakan tersebut memberi tegangan yang sangat besar sampai memecahkan batuan.Tempat batuan itu pecah disebut patahan (fault), dan alur akibat pecahnya batuan itu disebut alur patahan.Alur patahan yang besar bisa sampai ke batuan di bawah tanah yang dalam dan merentang sepanjang benua. Alur patahan terbesar di dunia, sama seperti gempa bumi terkuat, bisa ditemukan di dekat tipe lempeng.
Beberapa patahan besar membelah tanah saat mereka bergerak, mendorong naik wilayah daratan, atau membuatnya amblas.Setelah gempa bumi, saat energy dilepaskan, kumpulan batuan di kedua sisi patahan terkunci menjadi satu di posisinya yang baru.Tekanan dan tegangan yang menyebabkan gempa bumi yang pertama sering terulang dan terus bertambah hingga menyebabkan gempa bumi.
Selain hal tersebut, patahan dapat terjadi karena:
(1)   Adanya tenaga endogen dengan arah mendatar dan saling menjauh, sehingga pada bongkah batuan terjadi retakan-retakan dan akhirnya patah membentuk bagian yang merosot (graben dan slenk) dan bagian yang menonjol (horst)
(2)   Adanya tenaga endogen yang berarah vertical
(3)   Adanya dua buah tenaga endogen, mendatar yang berlawanan arah sehingga menimbulkan pergeseran batuan, yang disebut sesar mendatar
Salah satu relief geologis yang paling terkenal di dunia adalah patahan san andreas yang membelah pantai pasifik di California, AS. Panjang patahan horizontal ini 1.200 km.Patahan ini membentuk sebagian dari batas antara lempeng pasifik dan lempeng amerika utara. Kedua lempeng ini secara terus menerus bergeser kea rah berlawanan dengan jarak sekitar lima sentimeter setahun. Banyak alur patahan yang lebih kecil membelah wilayah ini dan sebagainya berhubungan dengan san andreas. Daerah ini adalah salah satu wilayah gempa berkekuatan besar di dunia.Lebih dari 20.000 gempa tercatat setiap tahun.
b.      Bentang alam akibat vulkanisme
Vulkanisme adalah peristiwa yang berhubungan dengan pembentukan gunung api, yaitu pergerakan magma dari dalam litosfera yang menyusup ke lapisan yang lebih atas atau sampai ke permukaan bumi. Di dalam litosfer, magma menempati suatu kantong yang kita namakan dapur magma (batholit).Keadaan dan besar dapur magma itu sangat bervariasi.Ada dapur magma yang letaknya sangat dalam, ada pula yang dekat dengan permukaan bumi.
Perbedaan letak ini merupakan penyebab perbedaan kekuatan letusan yang terjadi.Pada umumnya, dapur magma yang dalam menimbulkan letusan yang lebih kuat daripada yang letaknya dangkal.
Umumnya kita mengenal tiga bentukan gunung api yang diakibatkan dari sifat erupsi dan kandungan magmanya, yaitu :
(1)   Gunung api perisai (Shield Volcanoes), sebuah gunung api yang beralas luas dan berlereng landau,merupakan hasil erupsi efusif magma yang cair. Contohnya Gunung Lamongan di Jawa Timur dengan kawahnya Klakah.
(2)   Gunung api maar, merupakan hasil erupsi eksplosif yang tidak terlalu kuat dan hanya sekali saja. Contohnya Gunung Lamongan Jawa Timur dengan kawahnya Klakah
(3)   Gunung api strato atau kerucut, merupakan hasil campuran,efusif dan eksplosif yang berulang kali. Gunung api ini berbentuk kerucut dan badannya berlapis-lapis. Akibat erupsi yang berpindah-pindah pusatnya, menyebabkan di sana sini berbentuk kerucut-kerucut gunung api, sehingga bentuk gunung api tersebut tidak teratur. Sebagian besar gunung api di Sumatera,Jawa,Bali,Nusa Tenggara dan Maluku termasuk gunung api kerucut. Misalnya Gunung kerinci,Merapi,Ciremai,Semeru,Batur dan Gunung Fujiyama di Jepang.
Pada umumnya bentuk gunung api di Indonesia adalah strato (kerucut). Gunung api yang pernah meletus, umumnya berpuncak datar. Oleh karena itu, di Indonesia sering terjadi peristiwa gunung meletus.Magma yang keluar ke permukaan bumi ada yang padat cair dan gas. Material yang dikeluarkan oleh gunung api tersebut, antara lain: Eflata (material padat) berupa lapilli, kerikil, pasir dan debu, lava dan lahar, berupa material cair dan Ekshalasi (gas) berupa nitrogen belerang dan gas asam.
Bentuk permukaan bumi akibat proses vulkanisme antara lain sebagai berikut.
(1)   Intrusi magma yaitu terobosan magma ke dalam lapisan-lapisan litosfera tetapi tidak sampai ke permukaan bumi. Intrusi magma dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
(a)    Batolith, yaitu bekuan magma yang ada di dapur magma
(b)   Gang atau korok, yaitu intrusi bekuan magma yang berbentuk tipis dan memanjang dengan arah intrusi vertical atau miring
(c)    Apofisa,yaitu bekuan magma yang merupakan cabang dari gang
(d)   Diaterma adalah lubang (pipa) di antara dapur magma dan kepundan gunung api bentuknya seperti silinder memanjang
(2)   Intrusi magma yang berbentuk konkordon, yaitu intrusi magma yang strukturnya searah atau sejajar dengan lapisan-lapisan batuan yang ada di sekitarnya, seperti sill dan lakolit. Sill adalah bekuan magma yang tipis dan pipih yang berada di lapisan-lapisan batuan sekitarnya,  sedangkan lakolit yaitu magma yang menerobos di antara lapisan bumi paling atas. Bentuknya seperti lensa cembung atau kue serabi
(3)   Hasil erupsi yang berbentuk efusif akan membentuk struktur permukaan bumi yang ditutupi oleh leleran lava
(4)   Hasil erupsi yang berbentuk eksplosif akan menghasilkan endapan bahan-bahan lepas atau piroklastika yang ukurannya mulai dari bongkahan batu besar (bom), kerikil, pasir vulkanik, dan debu vulkanik. Bentuk muka bumi hasil erupsi eksplosif antara lain kawah atau kaldera, padang lava,dan padang lahar.
Bentang alam yang dapat kita saksikan adalah pada gejala pasca vulkanik atau post vulkanik, yaitu suatu fase (massa) di mana sebuah gunung berapi tidak memperlihatkan gejala-gejala keaktifannya. Bentangan alam tersebut antara lain:
(1)   Terdapatnya sumber air panas yang banyak mengandug mineral, terutama belerang, seperti di Ciater dan Cipanas Jawa Barat, serta Batu Raden Jawa Tengah
(2)   Terdapatnya geyser, yaitu semburan air panas yang keluar secara berkala dari celah-celah batuan, seperti di Cisolok Sukabumi Jawa Barat, The Old Faithfull Geyser di Taman Nasional Yellow Stone (USA)
(3)   Terdapatnya Ekshalasi (sumber gas) berupa:
(a)    Fumarola (sumber uap air dan zat lemas)
(b)   Solfatar (sumber gas belerang)
(c)    Mofel (sumber gas asam arang)

c.       Bentang alam akibat gempa bumi (Earthquake)
Gempa bumi (Earthquake), adalah getaran yang berasal dari dalam bumi yang merambat sampai ke permukaan bumi yang disebabkan oleh tenaga endogen.Ilmu yang secara khusus mempelajari gempa disebut seismologi.Mereka menggunakan alat pengukur yang disebut seismograf atau seismometer.Alat itu digunakan untuk mencatat pola gelombang gempa atau seismik dengan memperhitungkan kekuatan sekaligus lamanya gempa.
Para pakar seismologi telah mengembangkan tata cara penggunaan informasi tentang gempa bumi. Permukaan bumi terbentuk dari lapisan batuan paling luar yang disebut kerak bumi.Kerak bumi yang pecah membentuk potongan-potongan besar yang saling berpasangan.Potongan-potongan ini disebut lempeng.
Lempeng ini bergerak perlahan dengan saling bergesekan, menekan dan mendesak bebatuan.Akibatnya, tekanan bertambah besar. Jika tekanannya besar,bebatuan bawah tanah akan pecah dan terangkat. Pelepasan tekanan ini merambatkan getaran yang menyebabkan gempa bumi.Setiap tahun, terjadi sekitar 11 juta gempa bumi dan 34.000 nya cukup kuat untuk kita rasakan.
Beberapa gempa terbesar di dunia terjadi karena proses subduksi. Dalam proses ini, terjadi tumbukan antara  dua lempeng, dengan salah satu lempeng kerak terdorong ke bawah lempeng yang lain. Biasanya, lempeng samudra di laut menumbuk lempeng benua yang lebih tipis di darat.Lempeng samudra yang jatuh dan bergesekan dengan lempeng di atasnya, melelehkan kedua bagian lempeng itu. Tumbukan ini menghasilkan gunung api dan menyebabkan gempa bumi.
Bentang alam yang merupakan berbagai bentukan di permukaan bumi akibat proses gempa adalah merupakan kerusakan-kerusakan atau hancurnya suatu bentang alam yang telah dibangun oleh proses sebelumnya. Besar kecilnya kerusakan yang ditimbulkan sangat tergantung pada besarnya tenaga yang dikeluarkan oleh gelombang gempa tersebut dan letak titik pusat gempa di perut bumi.

d.      Bentang alam akibat proses pengikisan dan pengendapan
Bentukan muka bumi seperti ini diakibatkan oleh tenaga Eksogen yaitu tenaga pembentukan bumi yang berasal dari luar.Tenaga eksogen memiliki sifat merusak, karena dapat merubah bentuk muka bumi yang telah ada.Beberapa tenaga perusak tersebut dapat disebabkan oleh angin, air, dan gletser.
1)      Proses pelapukan
Pelapukan adalah peristiwa penghancuran massa batuan, baik secara fisika, kimiawi, maupun secara biologis .proses pelapukan batuan membutuhkan waktu yang sangat lama. Semua proses pelapukan umumnya dipengaruhi oleh cuaca. Batuan yang telah mengalami proses pelapukan dan berubah menjadi tanah. Apabila tanah tersebut tidak bercampur dengan mineral lainnya, maka tanah tersebut dinamakan tanah mineral
Bentuk di permukaan bumi akibat proses pelapukan antara lain:
a)      Pelapukan pada batuan yang “melapis bawang”
b)      Berubahnya air garam menjadi Kristal. Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguap dan garam akan mengkristal. Kristal garam ini tajam sekali dan dapat merusak batuan pegunungan di sekitarnya, terutama batuan karang di daerah pantai.
c)      Dolina,yaitu lubang-lubang yang berbentuk corong. Dolina dapat terjadi karena erosi (pelarutan) atau karena runtuhan. Dolina terdapat di semua bagian pegunungan kapur di Jawa bagian selatan.
d)     Gua dan sungai bawah tanah, yaitu di dalam batuan kapur biasanya terdapat celah atau retakan yang disebut diaklas, oleh karena proses pelarutan oleh air, maka retakan atau celah itu akan semakin membesar dan membentuk gua-gua atau lubang-lubang di dalam tanah yang sebagian diantaranya adalah sebagai tempat mengalirnya sungai di bawah tanah.
e)      Stalaktit, yaitu kerucut kapur yang menempel bergantungan pada atap gua kapur.
2)      Erosi (erotion)
Erosi adalah proses pelepasan dan pemindahan masa batuan secara alami dari satu tempat  ke tempat lain oleh suatu tenaga yang bergerak di atas permukaan bumi. Ada empat jenis erosi apabila di lihat dari zat pelarutnya dan bentukan yang dihasilkan, sebagai berikut:
a)      Ablasi, yaitu erosi yang disebabkan oleh air yang mengalir.
b)      Abrasi,yaitu erosi yang disebabkan oleh air laut sebagai hasil dari erosi marinei
c)      Eksarasi,yaitu erosi yang disebabkan oleh hasil pengerjaan es
d)     Deflasi,yaitu erosi yang disebabkan oleh tenaga angin
3)      Proses pengendapan (sedimentasi)
Sedimentasi adalah terbawanya material hasil dari pengikisan dan pelapukan oleh air, angin atau gletser ke suatu wilayah yang kemudian diendapkan.Semua batuan hasil pelapukan dan pengikisan yang diendapkan lama kelamaan menjadi batuan sedimen. Hassil proses sedimentasi di suatu tempat dengan tempat lain akan berbeda.
Berikut ini adalah ciri bentang lahan akibat proses pengendapan berdasarkan tenaga pengangkutnya.
a)      Pengendapan oleh air sungai
Batuan hasil pengendapan oleh air disebut sedimen akuatis.Bentang alam hasil pengendapan oleh air, antara lain meander, dataran banjir, tanggul alam dan delta.
b)      Pengendapan oleh air laut
Batuan hasil pengendapan oleh air laut disebut sedimen marine.Pengendapan oleh air laut dikarenakan oleh adanya gelombang.Bentang alam hasil pengendapan oleh air laut, antara lain pesisir, spit, tombolo dan penghalang pantai.
c)      Pengendapan oleh angin
Sedimen hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen aeolis. Bentang alam hasil pengendapan oleh angin dapat berupa gumuk pasir (sand dune).Gumuk pantai dapat terjadi di daerah pantai maupun gurun.
d)     Pengendapan oleh gletser
Sedimen hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimen glacial.Bentang alam hasil pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah yang semula berbentuk V menjadi U. Pada saat musim semi tiba, terjadi pengikisan oleh gletser yang meluncur menuruni lembah.

3.      Bentang budaya
Berbeda dengan bentang alam, pada bentang budaya telah masuk pengaruh-pengaruh manusia di dalamnnya untuk merekayasa bentangan tersebut.Manusia di anggap sebagai makhluk yang aktif terhadap lingkungan dan tempat tinggalnya, dan tidaklah pasif.Bentang budaya meliputi segala fenomena di permukaan bumi yang berhubungan dengan aktivitas manusia.Manusia sebagai penghuni bumi merupakan obyek social yang paling utama dalam geografi.Manusia dengan segala kemampuannya membuat kelompok-kelompok yang menempati wilayah tertentu sehingga terbentuk sebuah komunitas.Di dalam komunitas tersebut, manusia saling berinteraksi dan membangun lingkungannya.
Contoh obyek social dalam bentuk bentang budaya antara lain:
a)      Jalan raya adalah jalan yang besar, lebar dan beraspal sehingga dapat dilalui oleh kendaraan besar seperti truk dan bus.
b)      Rel adalah jalan kereta api yang dibuat dari batangan besi.
c)      Pelabuhan udara adalah tempat di daratan yang digunakan untuk aktifitas pesawat terbang dan penggunaannya, baik untuk penumpang maupun barang.
d)     Pelabuhan laut, pelabuhan pantai, atau pelabuhan samudera adalah tempat yang digunakan untuk merapat dan bersandarnya kapal-kapal laut serta berbagai kegiatannya.
e)      Lahan pertanian atau lahan daratan adalah tanah dengan luas tertentu yang dapat digunakan untuk berbagai aktifitas cocok tanam, contohnya sawah dan ladang.

B.     Pesebaran bentang alam dan budaya
1.      Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran 
Secara umum persebaran bentang alam dan bentang budaya sangat dipengaruhi oleh factor-faktor sebagai berikut.
a)      Morfologi,merupakan bentuk lahan sebagai hasil pengerjaan tenaga endogen dan tenaga eksogen.
b)      Jenis batuan induk, menentukan sifat dan jenis tanah yang dihasilkan.
c)      Unsur iklim, factor ini tentu berhubungan dan menentukan terhadap tata guna lahan terutama unsur suhu dan curah hujan.
d)     Sumber air, jelas sekali bahwa sejarah bermukimnya penduduk di suatu tempat dimulai di sekitar tempat yang ada sumber airnya, karena kebutuhan akan air bagi makhluk hidup sangat menentukan.
e)      Jumlah penduduk, hal ini sangat mempengaruhi terhadap kesempatan penduduk untuk bertempat tinggal.
2.      Pola dan hubungan spasial antara bentang alam dan budaya
Factor-faktor yang mempengaruhi persebaran bentang alam dan budaya di atas berpengaruh terhadap pola dan hubungan spasial obyek geografi. Berdasarkan bentuknya pola spasial dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu
a)      Pola menyebar (spot)
Adalah pola keruangan yang bentuknya sesetempat dan tidak beraturan.
b)      Pola memanjang (line)
Adalah pola keruangan yang bentuknya memanjang. Bentuk ini biasanya berhubungan dengan bentuk lain seperti jalan, sungai, pantai, dan bentuk lahan (morfologi). Pola keruangan yang memanjang biasanya akan ditemukan di daerah yang memiliki jalan yang cukup baik sebagai transportasi.
c)      Pola mengelompok (area)
Adalah pola keruangan yang bentuknya bergerombol dan meluas. Banyak ditemukan terutama di daerah perkotaan atau pusat-pusat kegiatan perekonomian atau pusat pemerintah
            Pola mengelompok pada awalnya dapat juga berasal dari pola memanjang atau menyebar,tetapi perkembangan selanjutnya karena penduduk terus bertambah dan pembangunan infrastruktur (pemukiman dan perkotaan) terus dilakukan maka lambat laut berubah menjadi pola mengelompok.
            Pada era globalisasi dan pasar bebas, ternyata setiap wilayah di muka bumi ini saling membutuhkan baik sebagai penyedia bahan baku maupun sebagai lokasi pemasaran dari produk yang dihasilkan. Untuk menekankan kepadatan penduduk dan kemacetan lalu lintas seperti yang terjadi didaerah perkotaan di bangun kota-kota satelit disekitar perkotaan yang berfungsi sebagai  pendukung wilayah perkotaan.

C.    Mengidentifikasi  Bentang Alam dan Bentang Budaya Melalui Peta dan Citra Penginderaan Jauh
1.      Mengidentifikasi bentang alam melalui peta
Peta yang banyak digunakan untuk mengidentifikasi bentang alam adalah peta topografi dan peta rupa bumi, karena peta tersebut memberikan gambaran tentang ketinggian tempat (garis kontur) dan bentuk penggunaan lahan, sehingga dapat diinterpretasi mengenai suhu udara, kemiringan, morfologi, batuan, tanah, dan kondisi air.
·         Pada peta topografi/rupa bumi yang menampakkan garis kontur yang tertutup tunggal rapat maka daerah tersebut merupakan daerah pegunungan.
·         sedangkan jika garis kontur tertutup yang banyak dan rapat maka daerah tersebut merupakan daerah perbukitan.
·         Pada peta topografi/rupa bumi yang menampakkan garis kontur yang rapat disekitar garis kontur yang jarang maka daerah tersebut merupakan daerah yang berlereng yang kemungkinan daerah tersebut berupa sesar atau patahan.
·         Peta topografi/rupa bumi yang di tunjukan oleh alur sungai yang bercabang-cabang pendek dan sudut pertemuannya lancip, maka dapat diidentifikasi bahwa daerah tersebut berbatuan breksi, dan pada proses erosinya sudah intensif.
·         Sedangkan jika sungai-sungsi tersebut kecil-kecil dan terputus-putus maka dapat diidentifikasi bahwa daerah tersebut berbatuan gamping (topografi karst).
Peta tematik dapat juga digunakan untuk mengidentifikasi bentang alam, tetapi peta tematik yang membuat batuan, kemiringan, tanah, dan vegetasi, air, dan curah hujan. Peta tersebut dinamakan peta unit lahan (land unit). Sedangkan peta tematik yang lain agak kesulitan karena hanya memuattema tertentu sehingga agak kesulitan jika digunakan untuk mengidentifikasi bentang alam.
Peta yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi bentang alam yang lain diantaranya adalah peta geografi atau peta yang memuat simbol ketinggian yang ditunjukan dengan simbol warna dan diberi simbol jalan, sungai, dan nama tempat. Peta ini hampir sama dengan peta topografi atau peta rupa bumi, tetapi sayangnya kalau peta geografi tidak memuat garis kontur.
2.      Mengidentifikasi bentang alam melalui citra penginderaan jauh
Mengidentifikasi bentang alam melalui citra penginderaan jauh agak mengalami kesulitan terutama bagi pemula, karena di citra penginderaan jauh (foto udara, foto satelit, dan data digital) akan menampakkan semua objek dipermukaan bumi, sehingga harus memiliki kemampuan untuk mengasosiasikan kenampakkan yang ada di citra dengan kenampakkan yang ada di lapangan.

3.      Mengidentifikasi bentang budaya melalui peta
Mengidentifikasi bentang budaya melalui peta pada peta topografi dan peta rupa bumi akan mudah sekali karena pada peta tersebut sudah ada simbol buatan manusia seperti pemukiman, jalan, sawah, perkebunan, rumah sakit/puskesmas, dan lainnya.
Simbol pemukiman memakai simbol area berwarna merah (bercak-bercak merah), jalan memakai simbol garis berwarna merah, sawah memakai simbol area warna biru (petak-petak beraturan berwarna biru), perkebunan memakai simbol area berwarna hijau (bercak-bercak hijau), rumah sakit/puskesmas memakai simbol titik berbentuk tanda plus (+) dan lainnya.
Pada peta tematik simbolnya disesuaikan dengan tema yang akan ditampilkan, kecuali ada beberapa simbol bentang budaya yang selalu di tampilkan seperti jalan, batas wilayah administratif, pemukimnan dan lainnya. Warna dan bentuk simbolnya disesuaikan dengan tema peta yang dibuat dan harus mencocokan antara legenda bentang budaya dengan simbol yang ada pada peta.




4.      Mengidentifikasi bentang budaya melalui citra penginderaan jauh
Mengidentifikasi bentang budaya melalui citra penginderaan jauh lebih mudah daripada mengidentifikasi bentang alam, karena ukuran, bentuk dan polanya teratur dan sistematis.
Contoh identifikasi bentang budaya melalui citra penginderaan jauh untuk daerah lapangan sepak bola pada skala 1 : 20.000 yang dicirikan : rona cerah, tekstur halus, bentuk segi empat, pola teratur, bayangan tidak ada hanya nampak bayangan dipinggir yang berbentuk tegak, situs dataran rendah, asosiasi ada pepohonan disekelilingnya. Dari tabel tersebut maka dapat diidentifikasikan bahwa wilayah tersebut termasuk pada bentang budaya berupa lapangan sepak bola.

5.      Menghitung luas bentang budaya
a.       Metode Strip
Alat yang digunakan pada metode strip adalah lembar kertas yang tembus pandang (kertas kalkir) atau plastik transparan, pinsil/spidol permanen, mistar, penghapus/alkohol 70% dan kapas.
Caranya adalah : 1. Buatlah garis-garis sejajar dengan interval sama. 2. Batasi semua tepi objek pada tiap interval dengan garis-garis sehingga membentuk segi empat. 3. Hitung luas tiap interval dan dijumlahkan seluruh luas interval. 4. Kalikan luas objek pada peta(hasil nomer3) dengan skala peta yang digunakan.
b.      Metode Bujur Sangkar (Persegi)
Alat yang digunakan pada metode bujur sangkar sama dengan alat yang digunakan pada metode strip. Untuk lembaran kertas dapat juga diganti dengan kertas milimeter blok yang terbagi atas persegi sebesar 1cm x 1cm, 5mm x 5mm, dan 1mm x 1mm.
Caranya adalah : 1. Batasi objek dengan bentuk segi empat. 2. Bagi bentuk segi empat tersebut menjadi kotak-kotak yang lebih kecil yang berukuran sama. 3. Hitung luas salah satu kotak dan kalikan dengan banyaknya kotak. 4. Kalikan hasil tersebut(pada no3) dengan skala peta yang digunakan.
c.       Metode jaringan lingkaran
Alat yang digunakan pada metode jaringan lingkran sama dengan alat yang digunakan pada metode stip. Caranya adalah : 1. Buat lingkaran-lingkaran yang berukuran kecil yang sama besarnya sampai luas seluruh objek ditutupi oleh lingkaran tersebut. 2. Hitung luas sebuah lingkaran dan kalikan dengan banyaknya lingkaran yang ada. 3. Kalikan hasil tersebut (pada no2) dengan skala peta yang digunakan.

6. Menganalisis Pola dan Hubungan Spasial Antar Objek Geografi
a.       Menganalisis antar objek geografi dengan pola menyebar (spot)
Objek geografi yang memiliki pola menyebar (spot) menunjukan bahwa antar objek tersebut ada pemisah (barier) sehingga wilayah tersebut berkembang sendiri-sendiri. Pola ini sangat baik untuk kepentingan kelestarian dan keberlanjutan suatu objek geografi, karena dapat meningkatkan ketahan dan keutuhan suatu objek. Yang menjadi pemisah antar objek geografi dengan objek geografi lainnya biasanya berbentuk : lembah, bukit, lereng terjal, sungai atau kesuburan tanah.
Kelemahan pola menyebar adalah kesulitan utnuk melakukan komunikasi dan informasi karena tempatnya terpisah dan terpencar, sehingga pembaharuan dan keterbukaan pada masyarakat dengan pola menyebar agak lambat, karena untuk menyeragamkan informasi memerlukan waktu, serta siap komponen tidak memiliki peluang yang sama untuk mendapatkan informasi dan perubahan tersebut.
b.      Menganalisis antar objek geografi dengan pola memanjang (line)
Objek geografi yang memiliki pola memanjang menunjukan bahwa ada pemisah yang bersifat memanjang seperti pemukiman yang memanjang di atas pegunungan atau pemukiman yang memanjang dilembah sepanjang sungai.
Keuntungan wilayah objek geografi dengan pola memanjang adalah dapat mengakses dengan mudah dari setiap objek geografi, dan tiap-tiap objek memiliki potensi utnuk dikembangkan. Fungsi pengawasan dan pemantauan relatif lebih mudah, sehingga komunikasi secara terestrial diantara komponen geografi dapat dengan mudah dilakukan.
Kelemahan pola memanjang adalah akan terjadi pemusatan kekuatan atau pembangunan sehingga akan terjadi arus komunikasi yang sangat padat pada tempat tertentu.
c.       Menganalisis antar objek geografi dengan pola mengelompok (area)
Objek geografi yang memiliki pola mengelompok menunjukkan bahwa di wilayah tersebut ada pemusatan kegiatan sehingga terjadi akumulasi penunjang secara perlahan dan meluas.pola semacam ini misalnya pemukiman di wilayah perkotaan, wilayah perkebunan, dan wilayah pertanian.
Keuntungan wilayah objek geografi dengan pola mengelompok pada wilayah perkotaan adalah dapat mengakses dengan mudah dari setiap objek geografi, dan tiap-tiap objek memiliki potensi untuk dikembangkan. Fungsi pengawasan dan pemantauan relatif lebih mudah dilakukan selama komunikasi secara terestrial diantara komponen geografi dapat dengan mudah dilakukan selama daya dukung lingkungan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat masih seimbang akibatnya sifat masyarakat pada pola mengelompok lebih terbuka pada inovasi dan pembaharuan.
Kelemahan apabila daya dukung lingkungannya telah dilampaui maka akan terjadi kemacetan dan komunikasi yang kurang lancar, sehingga perlu disebar ke lokasi lain secara spot (satelit) agar dapat mengurangi beban perkotaan, lambat laut kota satelit tersebut akan berkembang menjadi padat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar