A. Bentang alam dan
bentang budaya
1.
Pemahaman
konsep Landschaft dan Landscape
Konsep landschaft banyak digunakan
oleh ahli geografi di Jerman.Pada mulanya konsep landschaft lebih menonjolkan
pengertian fisis. Yang diartikan landschaft saat itu adalah suatu wilayah
dipermukaan bumi yang memiliki sifat fisis yang karakteristik sebagai suatu
individulitas tertentu, dan dapat dibedakan dari wilayah lain di sekitarnya.
Akan tetapi, oleh Alfred Hettner konsep ini diperluas tidak hanya kepada
keadaan fisis saja, melainkan juga termasuk binatang, tumbuh-tumbuhan, dan
manusianya. Dengan demikian, bahwa landschaft mempunyai arti yang lebih luas
lagi, yaitu : Berupa daerah yang mempunyai individualitas tersendiri yang berbeda
dengan daerah lain, pada bagian-bagian yang berhubungan akan berbeda pula, baik
dalam arti fisis maupun social. Sehingga sampai sekarang Landschaft dapat
dikatakan sebagai obyek geografi. Secara teoritis bahwa landschaft dapat dibagi
menjadi tiga jenis yang paling utama, yaitu :
1) Oerlangschaft
Yaitu bentang alam asli sebelum
adanya manusia dipermukaan bumi, yang merupakan awal dari pembentukan planet
bumi.
2) Wildlandschaft
Yaitu bentang alam yang telah
mengalami perubahan walaupun belum ada pengaruh manusia.Misalnya : Perubahan
permukaan bumi oleh cuaca,gempa bumi,gunung meletus dan lain-lain.
3) Naturallandschaft
Yaitu bentang alam yang sudah
mengalami perubahan dan termasuk perubahan oleh manusia.Misalnya : Bentuk
permukaan bumi yang ada sekarang.
Otto Schluter berpendapat bahwa
landschaft terdiri dari dua bagian utama, yaitu :
Naturlandschaft dan
Kulturlandschaft
Sedangkan pada kalangan geograf di
Amerika Serikat dan Britania digunakan istilah landscape.Landscape berarti
bentuk luar dari permukaan bumi di bawah atmosfir, atau singkatnya muka bumi.
Pengertian landscape ini tidak berarti landschaft yang berarti suatu region, melainkan hanya
berarti sebagai bentangan di permukaan bumi. Pengertian landscape dapat dipandang
sebagai obyek material wilayah yang terbatas, seolah-olah sebagai hasil
“pemotretan dari udara” sehingga yang nampak hanya permukaan saja.
Landscape dibedakan menjadi natural
landscape atau bentang alam dan man-made land-scape atau cultural landscape
yang berarti bentang budaya.Suatu bentangan dikatakan sebagai bentang alam,
jika pengaruh manusia telah masuk, maka bentangan tersebut menjadi bentangan
budaya.
2.
Macam-macam
bentuk muka bumi sebagai bentang alam
Bentang alam adalah suatu bentangan
di permukaan bumi tanpa ada pengaruh manusia yang masuk di dalamnya.Bentang
alam yang terdapat di permukaan bumi bukanlah merupakan suatu fenomena yang
seragam, melainkan memiliki berbagai macam bentuk dan persebarannya.
Bentuk permukaan bumi bersifat
dinamis artinya dari waktu ke waktu terus mengalami perkembangan dan perubahan.
Secara umum bentuk permukaan bumi tidaklah rata, dengan pengertian lain
terdapat bentuk permukaan yang tinggi/terjal ada pula yang rendah/landai.
Tinggi rendahnya permukaan bumi disebut relief.Ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk
muka bumi disebut Geomorfologi.
Perubahan bentuk muka bumi secara
alami dipengaruhi oleh dua tenaga alami, yaitu tenaga asal dalam bumi yang
disebut endogen dan tenaga asal luar bumi atau eksogen.Pengaruh dari dalam bumi
berupa suatu tenaga yang sangat besar sehingga dapat membentuk muka bumi yang
beraneka ragam.
Tenaga dari dalam bumi meliputi
vulkanisme (aktivitas gunung api) dan tektonisme (aktivitas gerakan lapisan
bumi). Sedangkan tenaga dari luar bumi meliputi kekuatan angin,air, dan
gletser. Dengan demikian, cepat atau lambatnya perubahan bentuk muka bumi
sebagai bentang alam dipengaruhi oleh suatu tenaga geologi.
a.
Bentang
alam akibat diatropisme
Diatropisme adalah proses
pembentukan kembali kulit bumi, pembentukan gunung-gunung, plato-plato, lembah-lembah,
lipatan-lipatan, dan retakan-retakan. Diatropisme secara umum dibagi dua jenis
yaitu epirogenesa dan orogenesa. Epirogenesa merupakan pengangkatan massa benua
(continental) dengan kecepatan yang relative lambat, sedangkan orogenesa
merupakan perubahan kulit bumi dengan laju kecepatan yang relative lebih
singkat dari epirogenesa.
Gerak orogenetik mengeluarkan
tekanan horizontal dan vertical di kulit bumi, yang menyebabkan terjadinya
dislokasi atau berpindah-pindahnya letak lapisan kulit bumi.Peristiwa ini dapat
menimbulkan lipatan dan patahan. Proses lipatan (Folded Process),yaitu suatu
bentuk kulit bumi berbentuk lipatan (gelombang) yang terjadi karena adanya
tenaga endogen yang arahnya mendatar dari dua arah yang berlawanan, sehingga
lapisan-lapisan batuan di sekitar daerah itu terlipat, dan membentuk puncak
lipatan (antiklin) dan lembah lipatan (sinklin). Apabila terbentuk beberapa
puncak lipatan disebut anticlinorium dan beberapa lembah lipatan disebut
sinklinorium.
Bentuk permukaan bumi atau bentang
alam akibat proses lipatan dapat terlihat meliuk-liuk bergelombang. Contoh dari
pegunungan lipatan ini adalah pegunungan tua, seperti pegunungan ural.Lipatan
pada pegunungan ini terjadi pada zaman primer.Pegunungan muda, seperti
pegunungan mediteranian dan sirkum pasifik yang terjadi pada zaman tersier.
Macam-macam lipatan yang dikenal
yaitu lipatan tegak, lipatan miring, lipatan menggantung, lipatan rebah,
lipatan isoklin, dan lipatan kelopak.
Bentang alam hasil tenaga
tektonisme lainnya adalah proses patahan (fault process). Ketika lempeng yang
membentuk kerak bumi bergerak dan saling berdesakan, gerakan tersebut memberi
tegangan yang sangat besar sampai memecahkan batuan.Tempat batuan itu pecah
disebut patahan (fault), dan alur akibat pecahnya batuan itu disebut alur
patahan.Alur patahan yang besar bisa sampai ke batuan di bawah tanah yang dalam
dan merentang sepanjang benua. Alur patahan terbesar di dunia, sama seperti
gempa bumi terkuat, bisa ditemukan di dekat tipe lempeng.
Beberapa patahan besar membelah
tanah saat mereka bergerak, mendorong naik wilayah daratan, atau membuatnya
amblas.Setelah gempa bumi, saat energy dilepaskan, kumpulan batuan di kedua
sisi patahan terkunci menjadi satu di posisinya yang baru.Tekanan dan tegangan
yang menyebabkan gempa bumi yang pertama sering terulang dan terus bertambah
hingga menyebabkan gempa bumi.
Selain hal tersebut, patahan dapat
terjadi karena:
(1) Adanya
tenaga endogen dengan arah mendatar dan saling menjauh, sehingga pada bongkah
batuan terjadi retakan-retakan dan akhirnya patah membentuk bagian yang merosot
(graben dan slenk) dan bagian yang menonjol (horst)
(2) Adanya
tenaga endogen yang berarah vertical
(3) Adanya
dua buah tenaga endogen, mendatar yang berlawanan arah sehingga menimbulkan
pergeseran batuan, yang disebut sesar mendatar
Salah
satu relief geologis yang paling terkenal di dunia adalah patahan san andreas
yang membelah pantai pasifik di California, AS. Panjang patahan horizontal ini
1.200 km.Patahan ini membentuk sebagian dari batas antara lempeng pasifik dan
lempeng amerika utara. Kedua lempeng ini secara terus menerus bergeser kea rah
berlawanan dengan jarak sekitar lima sentimeter setahun. Banyak alur patahan
yang lebih kecil membelah wilayah ini dan sebagainya berhubungan dengan san
andreas. Daerah ini adalah salah satu wilayah gempa berkekuatan besar di
dunia.Lebih dari 20.000 gempa tercatat setiap tahun.
b.
Bentang
alam akibat vulkanisme
Vulkanisme adalah peristiwa yang
berhubungan dengan pembentukan gunung api, yaitu pergerakan magma dari dalam litosfera
yang menyusup ke lapisan yang lebih atas atau sampai ke permukaan bumi. Di
dalam litosfer, magma menempati suatu kantong yang kita namakan dapur magma
(batholit).Keadaan dan besar dapur magma itu sangat bervariasi.Ada dapur magma
yang letaknya sangat dalam, ada pula yang dekat dengan permukaan bumi.
Perbedaan letak ini merupakan
penyebab perbedaan kekuatan letusan yang terjadi.Pada umumnya, dapur magma yang
dalam menimbulkan letusan yang lebih kuat daripada yang letaknya dangkal.
Umumnya kita mengenal tiga bentukan
gunung api yang diakibatkan dari sifat erupsi dan kandungan magmanya, yaitu :
(1) Gunung
api perisai (Shield Volcanoes), sebuah gunung api yang beralas luas dan
berlereng landau,merupakan hasil erupsi efusif magma yang cair. Contohnya
Gunung Lamongan di Jawa Timur dengan kawahnya Klakah.
(2) Gunung
api maar, merupakan hasil erupsi eksplosif yang tidak terlalu kuat dan hanya
sekali saja. Contohnya Gunung Lamongan Jawa Timur dengan kawahnya Klakah
(3) Gunung
api strato atau kerucut, merupakan hasil campuran,efusif dan eksplosif yang
berulang kali. Gunung api ini berbentuk kerucut dan badannya berlapis-lapis.
Akibat erupsi yang berpindah-pindah pusatnya, menyebabkan di sana sini
berbentuk kerucut-kerucut gunung api, sehingga bentuk gunung api tersebut tidak
teratur. Sebagian besar gunung api di Sumatera,Jawa,Bali,Nusa Tenggara dan
Maluku termasuk gunung api kerucut. Misalnya Gunung kerinci,Merapi,Ciremai,Semeru,Batur
dan Gunung Fujiyama di Jepang.
Pada umumnya bentuk gunung api di Indonesia adalah
strato (kerucut). Gunung api yang pernah meletus, umumnya berpuncak datar. Oleh
karena itu, di Indonesia sering terjadi peristiwa gunung meletus.Magma yang
keluar ke permukaan bumi ada yang padat cair dan gas. Material yang dikeluarkan
oleh gunung api tersebut, antara lain: Eflata (material padat) berupa lapilli,
kerikil, pasir dan debu, lava dan lahar, berupa material cair dan Ekshalasi
(gas) berupa nitrogen belerang dan gas asam.
Bentuk
permukaan bumi akibat proses vulkanisme antara lain sebagai berikut.
(1) Intrusi
magma yaitu terobosan magma ke dalam lapisan-lapisan litosfera tetapi tidak
sampai ke permukaan bumi. Intrusi magma dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
(a) Batolith,
yaitu bekuan magma yang ada di dapur magma
(b) Gang
atau korok, yaitu intrusi bekuan magma yang berbentuk tipis dan memanjang
dengan arah intrusi vertical atau miring
(c) Apofisa,yaitu
bekuan magma yang merupakan cabang dari gang
(d) Diaterma
adalah lubang (pipa) di antara dapur magma dan kepundan gunung api bentuknya
seperti silinder memanjang
(2) Intrusi
magma yang berbentuk konkordon, yaitu intrusi magma yang strukturnya searah
atau sejajar dengan lapisan-lapisan batuan yang ada di sekitarnya, seperti sill
dan lakolit. Sill adalah bekuan magma yang tipis dan pipih yang berada di
lapisan-lapisan batuan sekitarnya,
sedangkan lakolit yaitu magma yang menerobos di antara lapisan bumi
paling atas. Bentuknya seperti lensa cembung atau kue serabi
(3) Hasil
erupsi yang berbentuk efusif akan membentuk struktur permukaan bumi yang
ditutupi oleh leleran lava
(4) Hasil
erupsi yang berbentuk eksplosif akan menghasilkan endapan bahan-bahan lepas
atau piroklastika yang ukurannya mulai dari bongkahan batu besar (bom),
kerikil, pasir vulkanik, dan debu vulkanik. Bentuk muka bumi hasil erupsi
eksplosif antara lain kawah atau kaldera, padang lava,dan padang lahar.
Bentang
alam yang dapat kita saksikan adalah pada gejala pasca vulkanik atau post
vulkanik, yaitu suatu fase (massa) di mana sebuah gunung berapi tidak
memperlihatkan gejala-gejala keaktifannya. Bentangan alam tersebut antara lain:
(1) Terdapatnya
sumber air panas yang banyak mengandug mineral, terutama belerang, seperti di
Ciater dan Cipanas Jawa Barat, serta Batu Raden Jawa Tengah
(2) Terdapatnya
geyser, yaitu semburan air panas yang keluar secara berkala dari celah-celah
batuan, seperti di Cisolok Sukabumi Jawa Barat, The Old Faithfull Geyser di
Taman Nasional Yellow Stone (USA)
(3) Terdapatnya
Ekshalasi (sumber gas) berupa:
(a) Fumarola
(sumber uap air dan zat lemas)
(b) Solfatar
(sumber gas belerang)
(c) Mofel
(sumber gas asam arang)
c.
Bentang
alam akibat gempa bumi (Earthquake)
Gempa bumi (Earthquake), adalah
getaran yang berasal dari dalam bumi yang merambat sampai ke permukaan bumi
yang disebabkan oleh tenaga endogen.Ilmu yang secara khusus mempelajari gempa disebut
seismologi.Mereka menggunakan alat pengukur yang disebut seismograf atau
seismometer.Alat itu digunakan untuk mencatat pola gelombang gempa atau seismik
dengan memperhitungkan kekuatan sekaligus lamanya gempa.
Para pakar seismologi telah
mengembangkan tata cara penggunaan informasi tentang gempa bumi. Permukaan bumi
terbentuk dari lapisan batuan paling luar yang disebut kerak bumi.Kerak bumi
yang pecah membentuk potongan-potongan besar yang saling
berpasangan.Potongan-potongan ini disebut lempeng.
Lempeng ini bergerak perlahan
dengan saling bergesekan, menekan dan mendesak bebatuan.Akibatnya, tekanan
bertambah besar. Jika tekanannya besar,bebatuan bawah tanah akan pecah dan
terangkat. Pelepasan tekanan ini merambatkan getaran yang menyebabkan gempa
bumi.Setiap tahun, terjadi sekitar 11 juta gempa bumi dan 34.000 nya cukup kuat
untuk kita rasakan.
Beberapa gempa terbesar di dunia
terjadi karena proses subduksi. Dalam proses ini, terjadi tumbukan antara dua lempeng, dengan salah satu lempeng kerak
terdorong ke bawah lempeng yang lain. Biasanya, lempeng samudra di laut
menumbuk lempeng benua yang lebih tipis di darat.Lempeng samudra yang jatuh dan
bergesekan dengan lempeng di atasnya, melelehkan kedua bagian lempeng itu.
Tumbukan ini menghasilkan gunung api dan menyebabkan gempa bumi.
Bentang alam yang merupakan
berbagai bentukan di permukaan bumi akibat proses gempa adalah merupakan
kerusakan-kerusakan atau hancurnya suatu bentang alam yang telah dibangun oleh
proses sebelumnya. Besar kecilnya kerusakan yang ditimbulkan sangat tergantung
pada besarnya tenaga yang dikeluarkan oleh gelombang gempa tersebut dan letak
titik pusat gempa di perut bumi.
d.
Bentang
alam akibat proses pengikisan dan pengendapan
Bentukan muka bumi seperti ini
diakibatkan oleh tenaga Eksogen yaitu tenaga pembentukan bumi yang berasal dari
luar.Tenaga eksogen memiliki sifat merusak, karena dapat merubah bentuk muka
bumi yang telah ada.Beberapa tenaga perusak tersebut dapat disebabkan oleh
angin, air, dan gletser.
1)
Proses
pelapukan
Pelapukan
adalah peristiwa penghancuran massa batuan, baik secara fisika, kimiawi, maupun
secara biologis .proses pelapukan batuan membutuhkan waktu yang sangat lama.
Semua proses pelapukan umumnya dipengaruhi oleh cuaca. Batuan yang telah mengalami
proses pelapukan dan berubah menjadi tanah. Apabila tanah tersebut tidak
bercampur dengan mineral lainnya, maka tanah tersebut dinamakan tanah mineral
Bentuk
di permukaan bumi akibat proses pelapukan antara lain:
a) Pelapukan
pada batuan yang “melapis bawang”
b) Berubahnya
air garam menjadi Kristal. Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang
hari airnya menguap dan garam akan mengkristal. Kristal garam ini tajam sekali
dan dapat merusak batuan pegunungan di sekitarnya, terutama batuan karang di
daerah pantai.
c) Dolina,yaitu
lubang-lubang yang berbentuk corong. Dolina dapat terjadi karena erosi
(pelarutan) atau karena runtuhan. Dolina terdapat di semua bagian pegunungan
kapur di Jawa bagian selatan.
d) Gua
dan sungai bawah tanah, yaitu di dalam batuan kapur biasanya terdapat celah
atau retakan yang disebut diaklas, oleh karena proses pelarutan oleh air, maka
retakan atau celah itu akan semakin membesar dan membentuk gua-gua atau
lubang-lubang di dalam tanah yang sebagian diantaranya adalah sebagai tempat
mengalirnya sungai di bawah tanah.
e) Stalaktit,
yaitu kerucut kapur yang menempel bergantungan pada atap gua kapur.
2) Erosi
(erotion)
Erosi adalah proses pelepasan dan
pemindahan masa batuan secara alami dari satu tempat ke tempat lain oleh suatu tenaga yang
bergerak di atas permukaan bumi. Ada empat jenis erosi apabila di lihat dari
zat pelarutnya dan bentukan yang dihasilkan, sebagai berikut:
a) Ablasi,
yaitu erosi yang disebabkan oleh air yang mengalir.
b) Abrasi,yaitu
erosi yang disebabkan oleh air laut sebagai hasil dari erosi marinei
c) Eksarasi,yaitu
erosi yang disebabkan oleh hasil pengerjaan es
d) Deflasi,yaitu
erosi yang disebabkan oleh tenaga angin
3) Proses
pengendapan (sedimentasi)
Sedimentasi adalah terbawanya
material hasil dari pengikisan dan pelapukan oleh air, angin atau gletser ke
suatu wilayah yang kemudian diendapkan.Semua batuan hasil pelapukan dan
pengikisan yang diendapkan lama kelamaan menjadi batuan sedimen. Hassil proses
sedimentasi di suatu tempat dengan tempat lain akan berbeda.
Berikut ini adalah ciri bentang
lahan akibat proses pengendapan berdasarkan tenaga pengangkutnya.
a) Pengendapan
oleh air sungai
Batuan
hasil pengendapan oleh air disebut sedimen akuatis.Bentang alam hasil
pengendapan oleh air, antara lain meander, dataran banjir, tanggul alam dan
delta.
b) Pengendapan
oleh air laut
Batuan
hasil pengendapan oleh air laut disebut sedimen marine.Pengendapan oleh air
laut dikarenakan oleh adanya gelombang.Bentang alam hasil pengendapan oleh air
laut, antara lain pesisir, spit, tombolo dan penghalang pantai.
c) Pengendapan
oleh angin
Sedimen hasil pengendapan oleh
angin disebut sedimen aeolis. Bentang alam hasil pengendapan oleh angin dapat
berupa gumuk pasir (sand dune).Gumuk pantai dapat terjadi di daerah pantai
maupun gurun.
d) Pengendapan
oleh gletser
Sedimen hasil pengendapan oleh
gletser disebut sedimen glacial.Bentang alam hasil pengendapan oleh gletser
adalah bentuk lembah yang semula berbentuk V menjadi U. Pada saat musim semi
tiba, terjadi pengikisan oleh gletser yang meluncur menuruni lembah.
3. Bentang
budaya
Berbeda dengan bentang alam, pada
bentang budaya telah masuk pengaruh-pengaruh manusia di dalamnnya untuk
merekayasa bentangan tersebut.Manusia di anggap sebagai makhluk yang aktif
terhadap lingkungan dan tempat tinggalnya, dan tidaklah pasif.Bentang budaya
meliputi segala fenomena di permukaan bumi yang berhubungan dengan aktivitas
manusia.Manusia sebagai penghuni bumi merupakan obyek social yang paling utama
dalam geografi.Manusia dengan segala kemampuannya membuat kelompok-kelompok
yang menempati wilayah tertentu sehingga terbentuk sebuah komunitas.Di dalam
komunitas tersebut, manusia saling berinteraksi dan membangun lingkungannya.
Contoh obyek social dalam bentuk
bentang budaya antara lain:
a) Jalan
raya adalah jalan yang besar, lebar dan beraspal sehingga dapat dilalui oleh
kendaraan besar seperti truk dan bus.
b) Rel
adalah jalan kereta api yang dibuat dari batangan besi.
c) Pelabuhan
udara adalah tempat di daratan yang digunakan untuk aktifitas pesawat terbang
dan penggunaannya, baik untuk penumpang maupun barang.
d) Pelabuhan
laut, pelabuhan pantai, atau pelabuhan samudera adalah tempat yang digunakan
untuk merapat dan bersandarnya kapal-kapal laut serta berbagai kegiatannya.
e) Lahan
pertanian atau lahan daratan adalah tanah dengan luas tertentu yang dapat
digunakan untuk berbagai aktifitas cocok tanam, contohnya sawah dan ladang.
B.
Pesebaran
bentang alam dan budaya
1. Faktor-faktor
yang mempengaruhi persebaran
Secara umum persebaran bentang alam
dan bentang budaya sangat dipengaruhi oleh factor-faktor sebagai berikut.
a) Morfologi,merupakan
bentuk lahan sebagai hasil pengerjaan tenaga endogen dan tenaga eksogen.
b) Jenis
batuan induk, menentukan sifat dan jenis tanah yang dihasilkan.
c) Unsur
iklim, factor ini tentu berhubungan dan menentukan terhadap tata guna lahan
terutama unsur suhu dan curah hujan.
d) Sumber
air, jelas sekali bahwa sejarah bermukimnya penduduk di suatu tempat dimulai di
sekitar tempat yang ada sumber airnya, karena kebutuhan akan air bagi makhluk
hidup sangat menentukan.
e) Jumlah
penduduk, hal ini sangat mempengaruhi terhadap kesempatan penduduk untuk
bertempat tinggal.
2. Pola
dan hubungan spasial antara bentang alam dan budaya
Factor-faktor yang mempengaruhi
persebaran bentang alam dan budaya di atas berpengaruh terhadap pola dan
hubungan spasial obyek geografi. Berdasarkan bentuknya pola spasial dapat
dikelompokan menjadi tiga yaitu
a) Pola
menyebar (spot)
Adalah pola keruangan yang
bentuknya sesetempat dan tidak beraturan.
b) Pola
memanjang (line)
Adalah pola keruangan yang
bentuknya memanjang. Bentuk ini biasanya berhubungan dengan bentuk lain seperti
jalan, sungai, pantai, dan bentuk lahan (morfologi). Pola keruangan yang memanjang
biasanya akan ditemukan di daerah yang memiliki jalan yang cukup baik sebagai
transportasi.
c) Pola
mengelompok (area)
Adalah pola keruangan yang
bentuknya bergerombol dan meluas. Banyak ditemukan terutama di daerah perkotaan
atau pusat-pusat kegiatan perekonomian atau pusat pemerintah
Pola
mengelompok pada awalnya dapat juga berasal dari pola memanjang atau
menyebar,tetapi perkembangan selanjutnya karena penduduk terus bertambah dan
pembangunan infrastruktur (pemukiman dan perkotaan) terus dilakukan maka lambat
laut berubah menjadi pola mengelompok.
Pada
era globalisasi dan pasar bebas, ternyata setiap wilayah di muka bumi ini
saling membutuhkan baik sebagai penyedia bahan baku maupun sebagai lokasi
pemasaran dari produk yang dihasilkan. Untuk menekankan kepadatan penduduk dan
kemacetan lalu lintas seperti yang terjadi didaerah perkotaan di bangun
kota-kota satelit disekitar perkotaan yang berfungsi sebagai pendukung wilayah perkotaan.
C.
Mengidentifikasi Bentang Alam dan Bentang Budaya Melalui Peta dan
Citra Penginderaan Jauh
1. Mengidentifikasi bentang alam melalui peta
Peta yang banyak digunakan untuk mengidentifikasi bentang
alam adalah peta topografi dan peta rupa bumi, karena peta tersebut memberikan
gambaran tentang ketinggian tempat (garis kontur) dan bentuk penggunaan lahan,
sehingga dapat diinterpretasi mengenai suhu udara, kemiringan, morfologi,
batuan, tanah, dan kondisi air.
·
Pada
peta topografi/rupa bumi yang menampakkan garis kontur yang tertutup tunggal
rapat maka daerah tersebut merupakan daerah pegunungan.
·
sedangkan
jika garis kontur tertutup yang banyak dan rapat maka daerah tersebut merupakan
daerah perbukitan.
·
Pada
peta topografi/rupa bumi yang menampakkan garis kontur yang rapat disekitar
garis kontur yang jarang maka daerah tersebut merupakan daerah yang berlereng
yang kemungkinan daerah tersebut berupa sesar atau patahan.
·
Peta
topografi/rupa bumi yang di tunjukan oleh alur sungai yang bercabang-cabang
pendek dan sudut pertemuannya lancip, maka dapat diidentifikasi bahwa daerah
tersebut berbatuan breksi, dan pada proses erosinya sudah intensif.
·
Sedangkan
jika sungai-sungsi tersebut kecil-kecil dan terputus-putus maka dapat
diidentifikasi bahwa daerah tersebut berbatuan gamping (topografi karst).
Peta tematik dapat juga digunakan untuk mengidentifikasi
bentang alam, tetapi peta tematik yang membuat batuan, kemiringan, tanah, dan
vegetasi, air, dan curah hujan. Peta tersebut dinamakan peta unit lahan (land
unit). Sedangkan peta tematik yang lain agak kesulitan karena hanya memuattema
tertentu sehingga agak kesulitan jika digunakan untuk mengidentifikasi bentang
alam.
Peta yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi bentang
alam yang lain diantaranya adalah peta geografi atau peta yang memuat simbol
ketinggian yang ditunjukan dengan simbol warna dan diberi simbol jalan, sungai,
dan nama tempat. Peta ini hampir sama dengan peta topografi atau peta rupa
bumi, tetapi sayangnya kalau peta geografi tidak memuat garis kontur.
2. Mengidentifikasi bentang alam melalui citra penginderaan
jauh
Mengidentifikasi bentang alam melalui citra penginderaan
jauh agak mengalami kesulitan terutama bagi pemula, karena di citra
penginderaan jauh (foto udara, foto satelit, dan data digital) akan menampakkan
semua objek dipermukaan bumi, sehingga harus memiliki kemampuan untuk
mengasosiasikan kenampakkan yang ada di citra dengan kenampakkan yang ada di
lapangan.
3. Mengidentifikasi bentang budaya melalui peta
Mengidentifikasi bentang budaya melalui peta pada peta
topografi dan peta rupa bumi akan mudah sekali karena pada peta tersebut sudah
ada simbol buatan manusia seperti pemukiman, jalan, sawah, perkebunan, rumah
sakit/puskesmas, dan lainnya.
Simbol pemukiman memakai simbol area berwarna merah
(bercak-bercak merah), jalan memakai simbol garis berwarna merah, sawah memakai
simbol area warna biru (petak-petak beraturan berwarna biru), perkebunan
memakai simbol area berwarna hijau (bercak-bercak hijau), rumah sakit/puskesmas
memakai simbol titik berbentuk tanda plus (+) dan lainnya.
Pada peta tematik simbolnya disesuaikan dengan tema yang
akan ditampilkan, kecuali ada beberapa simbol bentang budaya yang selalu di
tampilkan seperti jalan, batas wilayah administratif, pemukimnan dan lainnya.
Warna dan bentuk simbolnya disesuaikan dengan tema peta yang dibuat dan harus
mencocokan antara legenda bentang budaya dengan simbol yang ada pada peta.
4. Mengidentifikasi bentang budaya melalui citra
penginderaan jauh
Mengidentifikasi bentang budaya melalui citra
penginderaan jauh lebih mudah daripada mengidentifikasi bentang alam, karena
ukuran, bentuk dan polanya teratur dan sistematis.
Contoh identifikasi bentang budaya melalui citra
penginderaan jauh untuk daerah lapangan sepak bola pada skala 1 : 20.000 yang
dicirikan : rona cerah, tekstur halus, bentuk segi empat, pola teratur,
bayangan tidak ada hanya nampak bayangan dipinggir yang berbentuk tegak, situs
dataran rendah, asosiasi ada pepohonan disekelilingnya. Dari tabel tersebut
maka dapat diidentifikasikan bahwa wilayah tersebut termasuk pada bentang
budaya berupa lapangan sepak bola.
5. Menghitung luas bentang budaya
a.
Metode
Strip
Alat yang
digunakan pada metode strip adalah lembar kertas yang tembus pandang (kertas
kalkir) atau plastik transparan, pinsil/spidol permanen, mistar,
penghapus/alkohol 70% dan kapas.
Caranya adalah
: 1. Buatlah garis-garis sejajar dengan interval sama. 2. Batasi semua tepi
objek pada tiap interval dengan garis-garis sehingga membentuk segi empat. 3.
Hitung luas tiap interval dan dijumlahkan seluruh luas interval. 4. Kalikan
luas objek pada peta(hasil nomer3) dengan skala peta yang digunakan.
b.
Metode
Bujur Sangkar (Persegi)
Alat yang
digunakan pada metode bujur sangkar sama dengan alat yang digunakan pada metode
strip. Untuk lembaran kertas dapat juga diganti dengan kertas milimeter blok yang
terbagi atas persegi sebesar 1cm x 1cm, 5mm x 5mm, dan 1mm x 1mm.
Caranya adalah
: 1. Batasi objek dengan bentuk segi empat. 2. Bagi bentuk segi empat tersebut
menjadi kotak-kotak yang lebih kecil yang berukuran sama. 3. Hitung luas salah
satu kotak dan kalikan dengan banyaknya kotak. 4. Kalikan hasil tersebut(pada
no3) dengan skala peta yang digunakan.
c.
Metode
jaringan lingkaran
Alat yang
digunakan pada metode jaringan lingkran sama dengan alat yang digunakan pada
metode stip. Caranya adalah : 1. Buat lingkaran-lingkaran yang berukuran kecil
yang sama besarnya sampai luas seluruh objek ditutupi oleh lingkaran tersebut.
2. Hitung luas sebuah lingkaran dan kalikan dengan banyaknya lingkaran yang
ada. 3. Kalikan hasil tersebut (pada no2) dengan skala peta yang digunakan.
6. Menganalisis Pola dan Hubungan Spasial Antar Objek
Geografi
a.
Menganalisis
antar objek geografi dengan pola menyebar (spot)
Objek
geografi yang memiliki pola menyebar (spot) menunjukan bahwa antar objek
tersebut ada pemisah (barier) sehingga wilayah tersebut berkembang
sendiri-sendiri. Pola ini sangat baik untuk kepentingan kelestarian dan
keberlanjutan suatu objek geografi, karena dapat meningkatkan ketahan dan
keutuhan suatu objek. Yang menjadi pemisah antar objek geografi dengan objek geografi
lainnya biasanya berbentuk : lembah, bukit, lereng terjal, sungai atau
kesuburan tanah.
Kelemahan
pola menyebar adalah kesulitan utnuk melakukan komunikasi dan informasi karena
tempatnya terpisah dan terpencar, sehingga pembaharuan dan keterbukaan pada
masyarakat dengan pola menyebar agak lambat, karena untuk menyeragamkan
informasi memerlukan waktu, serta siap komponen tidak memiliki peluang yang
sama untuk mendapatkan informasi dan perubahan tersebut.
b.
Menganalisis
antar objek geografi dengan pola memanjang (line)
Objek
geografi yang memiliki pola memanjang menunjukan bahwa ada pemisah yang
bersifat memanjang seperti pemukiman yang memanjang di atas pegunungan atau
pemukiman yang memanjang dilembah sepanjang sungai.
Keuntungan
wilayah objek geografi dengan pola memanjang adalah dapat mengakses dengan
mudah dari setiap objek geografi, dan tiap-tiap objek memiliki potensi utnuk
dikembangkan. Fungsi pengawasan dan pemantauan relatif lebih mudah, sehingga
komunikasi secara terestrial diantara komponen geografi dapat dengan mudah
dilakukan.
Kelemahan
pola memanjang adalah akan terjadi pemusatan kekuatan atau pembangunan sehingga
akan terjadi arus komunikasi yang sangat padat pada tempat tertentu.
c.
Menganalisis
antar objek geografi dengan pola mengelompok (area)
Objek
geografi yang memiliki pola mengelompok menunjukkan bahwa di wilayah tersebut
ada pemusatan kegiatan sehingga terjadi akumulasi penunjang secara perlahan dan
meluas.pola semacam ini misalnya pemukiman di wilayah perkotaan, wilayah
perkebunan, dan wilayah pertanian.
Keuntungan
wilayah objek geografi dengan pola mengelompok pada wilayah perkotaan adalah
dapat mengakses dengan mudah dari setiap objek geografi, dan tiap-tiap objek
memiliki potensi untuk dikembangkan. Fungsi pengawasan dan pemantauan relatif
lebih mudah dilakukan selama komunikasi secara terestrial diantara komponen
geografi dapat dengan mudah dilakukan selama daya dukung lingkungan pada
pemenuhan kebutuhan masyarakat masih seimbang akibatnya sifat masyarakat pada
pola mengelompok lebih terbuka pada inovasi dan pembaharuan.
Kelemahan
apabila daya dukung lingkungannya telah dilampaui maka akan terjadi kemacetan
dan komunikasi yang kurang lancar, sehingga perlu disebar ke lokasi lain secara
spot (satelit) agar dapat mengurangi beban perkotaan, lambat laut kota satelit
tersebut akan berkembang menjadi padat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar